WeLcomE To My Blog :)
My Story , Their Story , Our Story .. :)

Followers

Powered by Blogger.

About Me

My photo
Struggle for your Life and For Your Love ... Ketulusan d(^-^)b

What Time is it ???

L_Ingz Guest_Book


ShoutMix chat widget

L_Ingz PlayList ^.^

Monday, May 30, 2011

Dewi asmara Jodoh tak akan Kemana ~

Seorang lelaki dimaknai bukan dari di mana dia tinggal ,
melainkan di mana hatinya berlabuh . - Peribahasa Latin

       Aku lahir dan dibesarkan di Kanada , oleh sepasang orangtua yang berimigrasi dari Italia . Sebagai campuran Kanada - Italia , aku tumbuh dengan nilai - nilai Italia, tetapi hidup dengan gaya hidup warga Kanada . Aku merasa malu untuk bilang aku tidak bisa berbahasa Italia ketika aku masih muda . Meskipun demikian , aku melakukan petualanganku untuk melihat negara asalku bersama keluarga ketika aku berusia sepuluh tahun. Sebagai seornag anak pemalu dan pendiam yang bersembunyi di balik kacamata tebal dan potongan rambut yang asal - asalan ( yang masih kusesali hingga kini ) , aku tak punya bayangan apa - apa yang akan kutemukan disana .

      Di kota Piza yang merupakan kampung halaman ibuku , Mignato di Monte Lungo , ada seorang bocah laki - laki umur tiga belas tahun yang paling keren yang pernah kulihat . Namanya Ludovico . Dia senang mondar mandir dengan sepedanya , berpakaian rapi dan tampan dengan senyum tulus yang membuat wajahnya berseri . Dia sudah mirip seseorang lelaki dewasa . Suatu hari dia mentraktirku gelato ( dengan uangnya sendiri ! ).Jantungku berdegup kencang setiap kali dia datang. Aku myaris tak sanggup menatap Ludovico , karena begitu dalam rasa kesengsemku . Tentu saja aku tidak bisa mengatakan kepada siapapun soal perasaanku itu , tidak kepada Ibuku , bahkan tidak kepada sepupuku ! Rasanya terlalu memalukan ....
lagipula , aku tidak mengerti satu kata pun yang dikatakannya ( tetapi sudah pasti merdu sekali di telingaku).
Aku meninggalkan Italia setelah satu bulan , merasa sedih sekali meninggalkan dunia baru yangbaru saja kutemukan, dan seorang bocah lelaki yang membuat jantungku berpacu .

     Tahun demi tahun berlalu , dan aku tidak lagi memikirkan Mignano selama masa remajaku , tetapi entah kenapa aku ingin belajar bahasa Italia . Aku mengambil beberapa kursus di sekolah dan tidak lancar menggunakannya , tetapi aku sudah bisa mengeluarkan satu dua patah kata dalam bahasa yang indah itu... yang menyiapkanku untuk petualangan berikutnya.

     Ketika lulus SMA , aku dan Ibuku merencanakan perjalanan panjang ke Eropa yang juga memasukkan kembali ke negara Italia . Dalam penerbangan ke sana , aku memikirkan orang - orang yang sudah bertahun - tahun tak kujumpai . Para sepupuku , kerabat,.... dia. Aku merasakan gelitik di perutku ketika terpikir akan Lucovico. Apakah dia akan menganggapku cantik setelah aku dewasa ?

     Aku masih ingat kapan persisnya dia berhenti di belakangku di motornya pada kunjungan kami kedua. Aku mengenakan rok mini dari bahan denim , kepanasan oleh cuaca di pertengahan bulan Agustus. Aku dan Ibuku sudah menyelusuri jalan - jalan kota asalnya . Setiap orang yang tinggal disana sedang rehat , tampaknya sembunyi dari matahari yang bersinar dengan teriknya . Kecuali dia . Aku menoleh den melihatnya sedang duduk di motornya di pinggir jalan, tersenyum di balik kacamata gelapnya.

     " Kau masih ingat pemuda ini? " Ibuku tersenyum .
     Tentu saja !! Aku ingin berteriak .... Dia masih saja KEREEEEEEEEEEEEN BANGET .

     Aku merasa baru saja disambar petir . Untunglah kali ini dia merasakan sesuatu pula , karena dia secara misterius muncul di mana pun aku berada selama beberapa hari berikutnya.

     Akhirnya , aku dan Ludovico punya kesempatan untuk berduaan . Dia membawaku jalan - jalan dengan motornya yang membuatku takjub ,mengenalkanku kepada teman - temannya , dan akhirnya menyampaikan perasaannya ... Bahwa dia jatuh cinta kepadaku dan menginginkan aku segera kembali ke Mignano. Aku bilang , pastilah aku kembali lagi , dan kukatakan bahwa aku juga menyukainya !!

    Kami menikmati perasaan  itu sehari lagi dan kemudian , sungguh sangat disayangkan , aku harus pulang . Aku merasa hatiku sedang direnggut dari dadaku . Yang lebih parah lagi , ibuku mencium apa yang telah terjadi dan mencoba menghalangi asmara jarak jauh ini ... Sungguh amat menyiksa ! Aku sudah bilang kepadanya akan kembali segera dan dia akan menantikanku .

    Aku menangis sejadi - jadinya ketika pulang ke Kanada . Kedua orangtuaku mencoba menghiburku.

    " BILA MEMANG JODOHMU , TAK AKAN KEMANA ! "

     Begitu kata mereka kepadaku . Ucapan klise yang konyol untuk menenangkanku .  
  Kurasa mereka tidak terlalu meyakini kalimat itu seperti saat ini.
 
  Sepuluh tahun berlalu , dan aku sudah berusia 28 tahun ketika kejadian yang sama terulang lagi . Aku menjalinhubungan sebagaimana normalnya, tetapi tak pernah benar - benar bertemu dengan seseorang yang ingin kunikahi .

         Suatu hari Ibuku mengabarkan dengan santai bahwa Ludovico dari kampung halamannya akan datang berkunjung ke Kanada selama dua minggu untuk acara penerimaan sakramen krisma keponakannya dan bahwa kami semua harus kumpul untuk makan malam bersama untuk menghormantinya . Aku terpana .

         " Aku tidak mau ketemu dia , " kataku tegas .

           " Mengapa tidak ? " Ibuku kaget . Lupakah dia apa yang pernah terjadi ?

            Kucoba mengatakan apa yang kurasakan . " Aku merasa malu .....terakhir kali bertemu dia , kami berjanji untuk saling menunggu , dan kini sepuluh tahun berlalu .... betapa memalukan . "

         Namun, yang kurasakan sebenarnya adalah bahwa hidupku entah bagaimana akan berubah . Bahwa dia akan membangkitkan sesuatu dalam diriku . Aku tidak ingin merasakan kepedihan yang begitu mendalam  lagi, kepedihan yang berasal dari seseorang yang begitu jauh .

     Ada hal - hal yang memang tidak bisa kita hindari . Pada waktu mata kami bertemu , seakan - akan satu hari pun belum pernah lewat dari perjumpaan kami yang terakhir . Dalam pikiranku , aku 18 tahun dan dia 21 tahun; perasaan yang masih sama kuatnya dan kami berdua sedikit kaget oleh pengaruhnya . Tiba - tiba saja dia harus pergi lagi , dan kali ini dia berkata , " Aku tak mau menunggu sepuluh tahun lagi , kali ini kita harus bersatu . "

    Dan setelah begitu banyak pengorbanan , air mata , dan cobaan , dia pindah ke sini dan menikahiku tahun berikutnya ....
^ ^
 
   Bukti bahwa impian bisa jadi Kenyataan , dan bahwa kita tak bisa 


mengelak dari keberuntungan kita !




 ~ Sylvia Suriano - Diodati ~

0 comments:

Post a Comment

 

.buttonreset { color: #333; background-color: #f3f3f3; border: 1px solid #999; padding: 1px; } .buttonsubmit { color: #333; background-color: #f3f3f3; border: 1px solid #999; padding: 1px; } .textinput { color : #333; background-color: #ffffff; border: 1px solid #999; padding: 1px; }